Guru di mata Ki Hajar Dewantara: Pendamping Pembentukan Karakter Anak Didik

Pendidikan merupakan salah satu instrumen utama dalam membangun bangsa. Dalam konteks Indonesia, pandangan Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan memberikan dasar filosofis yang kuat untuk sistem pendidikan nasional. Sebagai Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara menempatkan guru dalam posisi strategis sebagai pendidik dan pembimbing moral bagi generasi muda. Ia percaya bahwa pendidikan harus memerdekakan anak didik, baik secara fisik, intelektual, maupun spiritual.

Guru, menurut Ki Hajar Dewantara, bukan sekadar penyampai materi pelajaran, tetapi juga figur teladan yang memengaruhi kehidupan siswa. Filosofinya yang terkenal dalam tiga aspek dalam buku Dewantara, K.H. (1964),  yaitu "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani," menggambarkan peran guru dalam berbagai posisi. yang pertama "Ing Ngarsa Sung Tuladha" berarti guru sebagai panutan atau teladan bagi siswa, yang dimana sikap dan perilaku guru yang konsisten dengan nilai-nilai moral akan menjadi panutan bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. yang kedua "Ing Madya Mangun Karsa" berarti mengajarkan bahwa guru harus berada di tengah untuk membangun semangat dan motivasi siswa untuk mencapai potensinya secara optimal. Sementara yang ketiga "Tut Wuri Handayani" berarti menekankan pentingnya memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar secara mandiri, dengan tetap memberikan arahan dan dorongan.

Dalam praktik pendidikan saat ini, peran guru sering kali mengalami tantangan. Kurikulum yang terlalu berorientasi pada hasil akademik, tekanan administrasi, serta kurangnya dukungan terhadap pengembangan karakter siswa, membuat esensi peran guru sering kali terabaikan. Banyak guru yang lebih berfokus pada capaian nilai daripada pembentukan kepribadian siswa. Padahal, Ki Hajar Dewantara telah menegaskan bahwa pendidikan sejati adalah pendidikan yang memanusiakan manusia.

Lebih jauh, Ki Hajar Dewantara memandang bahwa guru memiliki tanggung jawab moral untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan, kejujuran, dan kemandirian. Dalam perspektif ini, pendidikan bukan hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga transformasi karakter. Guru harus menjadi agen perubahan yang membawa siswa menuju kehidupan yang lebih baik.

Pandangan Ki Hajar Dewantara tentang guru menegaskan peran sentral mereka dalam membentuk karakter anak didik. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pembimbing, motivator, dan teladan. Filosofi "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani" memberikan kerangka kerja yang relevan untuk mendampingi siswa dalam mencapai potensi terbaik mereka.

Namun, untuk mengimplementasikan pandangan ini, diperlukan dukungan sistem pendidikan yang lebih humanis dan berorientasi pada karakter. Pelatihan guru harus mencakup aspek nilai-nilai moral, budaya, dan nasionalisme yang sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara. Selain itu, perlu dilakukan reformasi kurikulum agar pendidikan tidak hanya berfokus pada hasil akademik, tetapi juga pembentukan kepribadian siswa.

Dalam era globalisasi, guru juga harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai lokal dengan tuntutan global, sehingga siswa dapat berkembang menjadi individu yang berkarakter, dan kompeten. Dengan demikian, peran guru dalam pandangan Ki Hajar Dewantara dapat terwujud dalam praksis pendidikan yang memanusiakan manusia.


Daftar Pustaka

Dewantara, K.H. (1964). Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Yogyakarta: Taman Siswa.

Soeratman, D. (2011). Ki Hadjar Dewantara: Pemikiran dan Perjuangannya. Yogyakarta: Majelis Luhur Taman Siswa.

Nadlifatil, N. F., & Rafiandra, Q. (2022). "Pendidikan Holistik dalam Pemikiran Ki Hajar Dewantara." JIPG: Jurnal Ilmiah Profesi Guru, 3(1), 33-45.

Oktaviani, D. (2022). "Peran Guru dalam Perspektif Pendidikan Ki Hajar Dewantara." Jurnal Ilmiah Pendidikan Nasional, 1(2), 45-58.

Mustika, A. (2024). "Implementasi Nilai-Nilai Ki Hajar Dewantara dalam Pendidikan Modern." Jurnal Pendidikan Karakter, 5(1), 12-24.

Supriyadi, T. (2023). "Integrasi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum: Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara." Jurnal Pendidikan Nusantara, 8(3), 120-134.


Profil Penulis 

Nama = Puji Astutik 

Nim = 0101.24.0003

Fakultas = Tarbiyah

Program Studi = Pendidikan Agama Islam (Pagi)

Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai.



TERIMAKASIH. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semoga ku untuk orang tua ku