Komunikasi sebagai Proses Dinamis, Sistematik, dan Simbolik dalam Kehidupan Sehari-hari
Komunikasi adalah sebuah proses yang sangat dinamis, tidak statis, dan terus berkembang seiring dengan perubahan zaman. Dalam kehidupan sehari-hari, kita terus-menerus terlibat dalam komunikasi, baik secara langsung maupun melalui berbagai media. Komunikasi ini tidak hanya berlangsung dalam bentuk percakapan tatap muka, tetapi juga melalui pesan teks, media sosial, atau bahkan melalui simbol-simbol yang kita lihat dan dengar. Sebagai contoh, dalam interaksi saya di kampus, saya sering berkomunikasi dengan teman-teman melalui grup WhatsApp. Di sini, komunikasi bukan hanya terbatas pada kata-kata yang kita kirimkan, tetapi juga pada cara kita mengirimkan pesan tersebut. Emotikon, gambar, atau gaya penulisan memiliki makna tersendiri yang memengaruhi pemahaman orang lain.
Makna dalam komunikasi sangat bergantung pada konteks dan medium yang digunakan. Sebuah pesan yang tampaknya sederhana seperti “OK” bisa memiliki arti yang berbeda tergantung pada penulisan dan ekspresi yang menyertainya, misalnya apakah disertai dengan emotikon senyum, tanda seru, atau huruf kapital. Ini menunjukkan bagaimana komunikasi merupakan proses yang sangat dinamis. Makna bisa berubah tergantung pada situasi dan hubungan antarindividu. Dalam pengalaman saya, seringkali terjadi kesalahpahaman hanya karena cara penulisan pesan yang ambigu. Hal ini menegaskan pentingnya kesadaran terhadap dinamika makna dalam komunikasi sehari-hari.
Lebih dari itu, komunikasi dapat dipahami sebagai sebuah sistem yang terdiri dari berbagai elemen yang saling terkait. Pengirim pesan, isi pesan, media yang digunakan, penerima pesan, hingga umpan balik adalah bagian dari sistem yang bekerja secara simultan. Dalam konteks diskusi kelompok di kampus, keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh isi pesan, tetapi juga oleh bagaimana pesan disampaikan dan diterima. Jika salah satu elemen terganggu—misalnya, pengirim tidak menyampaikan pesan dengan jelas atau penerima tidak memahami konteksnya—maka proses komunikasi menjadi tidak efektif. Ini menunjukkan bahwa komunikasi bukan proses satu arah, melainkan suatu jaringan yang kompleks dan saling memengaruhi.
Selain sebagai proses dan sistem, komunikasi juga bersifat simbolik. Simbol-simbol baik verbal maupun nonverbal memiliki peran besar dalam menyampaikan dan membentuk makna. Dalam interaksi sehari-hari, sering kali bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan intonasi suara memiliki dampak yang lebih kuat dibandingkan kata-kata itu sendiri. Ketika saya menyampaikan presentasi di kelas, penggunaan gestur tangan, kontak mata, atau variasi nada bicara dapat membantu menegaskan maksud saya. Hal ini membuktikan bahwa simbol-simbol yang kita gunakan memberi lapisan makna tambahan yang memperkaya komunikasi.
Dengan demikian, komunikasi tidak hanya berfungsi sebagai sarana penyampaian informasi, tetapi juga sebagai proses membangun relasi, membentuk pemahaman bersama, dan memengaruhi tindakan kita. Dari pengalaman pribadi saya di lingkungan kampus maupun dalam konteks profesional, saya belajar bahwa komunikasi adalah proses yang terus bergerak, sistem yang saling terhubung, dan ruang simbolik yang penuh makna. Kesadaran akan hal ini membuat saya semakin menghargai pentingnya memahami setiap aspek komunikasi untuk menciptakan interaksi yang efektif dan bermakna dalam kehidupan sehari-hari.
Profil Penulis
Komentar
Posting Komentar